Difference between revisions of "UGM Organizing Society Hackteria Lecture"

From Hackteria Wiki
Jump to: navigation, search
(UGM Group A)
(UGM Group D)
Line 107: Line 107:
 
== [[UGM Group D]] ==
 
== [[UGM Group D]] ==
  
Watching Youtube docus from the Urban Hunting Series
+
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk mengerahkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kaitanya dengan pengorganisasian masyarakat adalah membnagun kesadaran kritis pada masyarakat dan menggali potensi lokal yang ada untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini tentunya yang menjadi aktor utama yaitu masyarakat. Disamping itu,  tentunya dalam suatu kelompok masyarakat tersebut ada seorang pemimpin yang nantinya akan mengoordinir suatu kelompok tersebut.  Tujuan dari pengoragnisasian masyarakat berdasarkan video Urban hunting series adalah berburu mencari makan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya dalam pengorganisasian masyarakat itu perlunya mengidentifaksi potensi potensi lokal apa yang ada ditengah masyarakat untuk dapat miningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhan.
 +
Hecteria.org merupakan sebuah platform pengorganisasian masyarakat mengenai berbagi seputar ilmu pengetahuan sebagai upaya yang dilakukan warga untuk kembali pada akarnya sebagai manusia. Salah satu hal yang dilakukan oleh Hecteria.org dalam mengaungkan advokasinya untuk kembali kepada akar sebagai manusia ialah dengan membagikan ilmu pengetahuan bagaimana cara berburu. Kegiatan berburu di tengah kota ini oleh kelompok D diintepretasikan sebagai cara Hecteria.org untuk mengorganisir warga bagaimana cara mencukupi kebutuhan naluriah manusia akan rasa lapar dengan cara yang berbeda dan tidak biasa. Karena kita tahu bahwa berburu merupakan kegiatan yang identik dengan nenek moyang manusia. Memanfaatkan sesuatu hal yang bisa dimakan disekitarnya merupakan cara untuk mengembalikan manusia kepada akarnya sebagaimana nenek moyang manusia lakukan pada zaman dahulu. Melalui pengorganisasian berbagi ilmu pengetahuan cara bertahan hidup melalui berburu harapannya mampu mengubah pola pikir masyarakat yang terpaku mengonsumsi makanan-makanan yang sudah mainstream (yang barang tentu belum baik) dengan makanan-makanan antimainstream (bisa saja lebih sehat) yang sebetulnya bisa terpenuhi dengan memanfaatkan apapun disekitar kita selagi aman dikonsumsi. . Dalam kaitanya dengan  tujuan jaringan Hecteria adalah mempermudah mendapatkan informasi serta komunikasi lintas negara. 
 +
Urban Hunting Series memperlihatkan bagaimana pengorganisasian masyarakat dapat dilakukan dengan cukup baik. Melalui video youtube tersebut terlihat bagaimana pergerakan seseorang dengan memaksimalkan potensi sumberdaya yang ada. Skill yang dimiliki oleh beberapa masyarakat memang digunakan untuk mencapai keinginan tertentu, seperti yang bisa dilihat hasil pencarian dari Urban Hunting Series yang kebanyakan mereka memperlihatkan keterampilan untuk berburu kelinci dan tikus besar. Dalam video tersebut yang dilakukan masyarakat sekitar adalah berburu dengan menggunakan teknik-teknik tradisional yang menjadi habbits masyarakat lokal.  Dalam kaitannya bahwa jaringan hecteria tersebut memungkinkan seniman dan ilmuan  untuk berkolaborasi dan menguji berbagai teknik biohacking dan bioart di luar laboratorium resmi yang nantinya thesis tersebut akan di posting di web hecteria tersebut yang mana semua orang dapat mengaksesnya.  Cara kerja yang dilakukan dari video tersebut untuk berburu adalah dengan teknik-teknik lokal dan tradisional.  Dalam kaitannya jaringan hecteria bekerja engan menggabungkan pengalaman dari ilmuan dan seniman tersebut dan menuliskan refleksi kritis untuk bekerja dengan teknologi lifescience.
 +
Yang terlibat didalamnya adalah seluruh lapisan masyarakat karena pengetahuan tidak lah benar jika yang memiliki hanya orang yang berpendidikan atau akademisi saja. Sejatinya semua lapisan masyarakat memiliki pengetahuan yang berbeda-beda. Hanya saja masih ada kelompok masyarakat yang tidak mengerti bahwa pengetahuan yang mereka miliki belum tentu diketahui oleh kelompok masyarakat lainnya, akhirnya persebaran pengetahuan hanya berputar di sekitar kelompok masyarakat itu saja. Karena persebaran pengetahuan yang tidak merata menyebabkan terdapat daerah kelompok masyarakat yang sudah mulai memanfaatkan teknologi yang kian berkembang.
 +
Oleh sebab itu kita perlu kembali pada awal kehidupan manusia terdahulu walaupun tidak dalam bentuk berburu dan meramu setidaknya dengan memanfaatkan apa-apa yang terdapat di sekitar kita. Sehingga dengan begitu kita dapat melestarikan budaya tersebut. Dalam memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita dibutuhkan beberapa hal yang perlu dipenuhi. Ada delapan hal yang perlu dipenuhi, yaitu:
 +
1. Nilai
 +
2. Kemampuan
 +
Dalam memanfaatkan apa yang di sekitar kita, dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengolah menjadi sesuatu yang kita butuhkan. Contohnya kemampuan untuk mengolah atau memasak ikan sungai. Jika kita tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memasak ikan, bisa jadi ketika ikan itu dimasak bisa jadi menjadi makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi.
 +
3. Pengetahuan
 +
Pengetahuan berkaitan dengan kemampuan. Apabila kita memiliki kemampuan tanpa dilandasi dengan pengetahuan bisa jadi kita akan menggunakan sewenang-wenang untuk mendapatkan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya.
 +
4. Kebiasaan
 +
5. Teknik
 +
Dalam mengolah atau memproduksi sesuatu tentunya membutuhkan teknik. Tidak dapat sembarangan menerapkan teknik dalam kehidupan sehari-hari agar tidak berdampak merugikan.
 +
6.Trial and error
 +
Berhubungan dengan usaha kita dalam memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Apabila dalam percobaan kita gagal maka sudah kewajiban kita untuk mencoba lagi. Karena tidak ada yang sia-sia apa yang telah diciptakan oleh Tuhan dan pastinya bisa berguna untuk kita sebagai manusia.
 +
7. Instrumen
 +
8. Team work
  
 
== [[UGM Group E]] ==
 
== [[UGM Group E]] ==
  
 
Hackteria as modern Art and Activism
 
Hackteria as modern Art and Activism

Revision as of 10:25, 7 September 2019

Overview

This class will discuss how organizing global with an approach of radical transdisciplinarity. As the word radical means root, this organizing is an effort undertaken by citizens to return to its roots as humans or human sapiens. In this organizing practice, staging of the capitalization of knowledge and information becomes a method of producing global knowledge.

There are at least a few elements in the organization that we already know such as:

  • 1) who is involved in it
  • 2) what is the purpose
  • 3) what is it doing
  • 4) how it works
  • 5) how social relations are built
  • 6) how the work agreement is built
  • 7) how the division of labor.

In this class, students are invited to reflect back on the elements in community organizing through practices that have been carried out by Hacteria.org. Thus, students are given the freedom to respond; both reduce, add, redefine the elements of organization that already exist.

UGM workshop groupPhoto.jpg

Schedule

Tuesday

  • Preparations and Readings

Arriving at UGM

  • 30 min before?

Wednesday Class

  • 13:00 Introduction (Zita)
  • 13:10 Who are we? (dusjagr & timbil)
  • 13:20 Break-out groups (Groups A-E)
  • 13:50 Pause
  • 14:00 Discussion and Reflection (All)
  • 14:40 Final Lecture on Hackteria (dusjagr)
  • 15:00 Goodbye

Location

  • Room BA 103 Faculty of Social and Political Sciences - Universitas Gadjah Mada

Mentors

Marc Dusseiller (CH)

photo by: Adam Zaretzky, Make Your Own CRISPR-Babies Workshop

Dr. Marc R. Dusseiller is a transdisciplinary scholar, lecturer for micro- and nanotechnology, cultural facilitator and artist. He performs DIY (do-it-yourself) workshops in lo-fi electronics and synths, hardware hacking for citizen science and DIY microscopy. He also loves coconuts. He was co-organizing Dock18, Room for Mediacultures, diy* festival (Zürich, Switzerland), KIBLIX 2011 (Maribor, Slovenia), workshops for artists, schools and children as the former president (2008-12) of the Swiss Mechatronic Art Society, SGMK. He has worked as guest faculty and mentor at various schools, Srishti Institute of Art, Design and Technology (IN), UCSB (USA) and in Switzerland, FHNW, HEAD, ETHZ. In collaboration with Kapelica Gallery, he has started the BioTehna Lab in Ljubljana (2012 - 2013), an open platform for interdisciplinary and artistic research on life sciences. Currently, he is developing means to perform bio- and nanotechnology research and dissemination, Hackteria | Open Source Biological Art, in a DIY / DIWO fashion in kitchens, ateliers and in the Majority World. He was the co-organizer of the different editions of HackteriaLab 2010 - 2017 Zürich, Romainmotier, Bangalore, Yogyakarta and Klöntal and collaborated on the organisation of the BioFabbing Convergence, 2017, in Geneva and the Gathering for Open Science Hardware, GOSH! 2016, Geneva & 2018, in Shenzhen.

versi bahasa indonesia

Dr. Marc R. Dusseiller adalah seorang sarjana interdisipliner, dosen di bidang teknologi mikro dan nano (FHNW, Universitas of Applied Sciences and Arts Northwestern Switzerland), fasilitator budaya dan juga seorang seniman. Dia bekerja dengan cara integral untuk menggabungkan ilmu pengetahuan, seni dan pendidikan. Prakteknya meliputi lokakarya di bidang elektronik lo-fi, hardware hacking, mikroskop, musik dan robotika. Dia merupakan salah satu penyelenggara Dock18, Room for Mediacultures, sebuah festival DIY kerjasama antara (Zürich, Switzerland), KIBLIX 2011 (Maribor, Slovenia), lokakarya untuk seniman, sekolah dan anak-anak ketika ia menjadi presiden (2008-2012) Swiss Mechatronic Art Society, SGMK. Pada saat ini, ia sedang mengembangkan cara untuk melakukan penelitian riset teknologi bio dan nano, pengembangan perangkat diagnosa murah, dan mengembangkan metodologi baru penyebaan ilmu pengetahuan (Hackteria | Open Source Biological Art) dalam semangat DIWO (do-it-with-others) di dapur, studio/workshop dan negara-negara berkembang.

Marc Dusseiller melakukan berbagai workshop DIY dalam aktifitasnya di bidang kesenian media baru. Workshop dalam skala kecil sering dilakukannya untuk mengatasi khalayak umum dan memperkenalkan mereka ke DIY dan seni elektronik dengan cara yang menyenangkan dan sederhana. Dia juga sedang mengerjakan sebuah sebuah proyek yang berupa sebuah wadah untuk proyek-proyek seni open-source dalam ilmu biologi dan kehidupan. Salah satu aktifitas yang dia tekuni adalah memberikan cara-hack dari teknologi generik dan terjangkau di kehidupan sehari-hari. Aktifitas hack tersebut memberikan fungsi alternatif atau fungsi baru dari sebuah teknologi. Hack Webcam untuk digunakan sebagai mikroskop digital dan penggunaan mahluk hidup mikroskopis untuk visual adalah salah satu inovasinya.

...or the short version

Marc Dusseiller aka dusjagr is a nomadic researcher and workshopologist. He is part of the Center for Alternative Coconut Research and co-founder of SGMK and the Global Hackteria Network, Co-organiser of GOSH, Gathering for Open Science Hardware. He loves making DIWO laboratories for creative biological experimentation and works in an integral way, combining science, art and education. He has worked as guest faculty and mentor at various schools, Srishti, Bangalore (IN), UCSB (USA) and in Switzerland, FHNW, HEAD, HSLU, ETHZ. He lives and works in Zürich, Yogyakarta and Taipei. He also loves synthesizers and coconuts.


Zita

A lecturer who invited dusjagr to do this!

Zita Foto.jpg

Zita was born in Jakarta, now lives in Yogyakarta and a lecturer at the Departement of Social Welfare and Development, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada. She is interested in social movement, nowadays curious about biohacking phenomenon that rapidly grows in the society. In this meeting, she wants to know how biohacking practitioners from different backgrounds around the world building the networks.


Agus Tri Budiarto (Timbil)

Timbil potrait.png

Helps translation and reflection / questions from lifepatch viewpoint.

Agus Tri Budiarto (Timbil) is born in Yogyakarta, Indonesia. He is a bio hacking enthusiast, backyard wine producer, cofounder of lifepatch.org, and contributor at hackteria.org and initiate experimental food, space and laboratory Sewon FoodLab. Graduated from University of National Development Veteran (UPN-Veteran) majoring in chemical engineering. He has been active with local community practices of Yogyakarta since 2003, focusing his activities as a citizen scientist concerning local ecology issues and biopunk movements. One of his research is the use of owls as natural predators of pest rodents in rice farming in which collaborate with local farmers in the use of this technology, intended to reduce the use of chemical pesticides that are harmful to health and ecosystems, and gradually restore the habitat of the owl. He is the original co-creator of IB: SC, an art and science collaboration project on safe wince fermentation method with Microbiology Department UGM which receive the Transmediale awards in 2011.


Slides form dusjagr's lecture

Group Preparations

UGM Group A

1567774894456.jpg

Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi yang berimbas kepada berbagai macam lini kehidupan masyarakat, boleh dikatakan saat ini kemajuan teknologi sebuah bangsa menjadi kunci dan tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak sekali realita yang menunjukan bahwa semakin maju teknologi dan peradaban sebuah bangsa, maka kecenderunganya bangsa tersebut akan lebih maju dari sisi ekonomi, sosial dan politiknya. Bahkan saat ini muncul sebuah dikotomi yang tidak hanya membedakan sebuah negara maju-berkembang berdasarkan penghasilan ekonominya saja akan tetapi muncul sebuah dikotomi negara belahan bumi utara-selatan. Dimana kecenderunganya negara belahan bumi utara adalah negara yang memiliki kemajuan teknologi sedangkan belahan bumi selatan adalah negara dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang yang rendah. Perbedaan kemajuan teknologi yang sangat tinggi dapat menjadi sebuah jurang pemisah yang mampu menimbulkan berbagai macam masalah di kehidupan masyarakat berbagai negara. Negara dengan rendahnya kemampuan untuk meng upgrade teknologi akan terus tertinggal di belakang secara sosial ekonomi maupun politik hal tersebut karena teknologi lah yang mampu membuat berbagai macam pekerjaan di berbagai macam bidang menjadi lebih efisien. Apabila gap kemajuan teknologi antara belahan bumi utara dan selatan tidak mulai diatasi akan timbul kesenjangan dan tidak meratanya pembangunan antara satu negara dan negara lainya. Oleh sebab utama itu ‘Hackteria’, sebuah organisasi yang bergerak di bidang sains teknologi memiliki sebuah visi kedepan untuk mengurangi Gap perkembangan teknologi yang semakin hari kian menjauh. Karena kemajuan teknologi tidak berhenti mempengaruhi manusia hanya pada sektor teknologi, informasi dan hal teknis-saintis saja melainkan hal hal bersifat kemasyarakatan berupa mental, sosial, ekonomi dan berbagai macam aspek lainya yang tidak dapat disebutkan satu persatu maka perlu pendekatan yang tidak melulu pada bidang sains teknologi saja namun butuh kolaborasi yang disebut oleh marx (pencetus Hackteria) sebagai ‘Transdisipliner’ dari berbagai macam disiplin ilmu seperti ekonomi, sosiologi, budaya dan lainya. Dengan bekerja bersama dengan berbagai lintas disiplin ilmu diharapkan mampu mempersempit gap teknologi belahan bumi utara-selatan di berbagai lini kehidupan masyarakat. Melalui kerjasama lintas disiplin ilmu memungkinkan transfer of knowledge menjadi lebih efektif sehingga teknologi yang didapatkan tidak hanya tersimpan oleh satu pihak saja namun dapat saling berbagi pengetahuan yang dimiliki. Melalui video dokumenter berdurasi hampir satu jam yang menjadi bahan diskusi kelas, bersama Marx kita diajak melihat praktek kolaborasi lintas disipliner dari bidang seni, biologi dan sains teknologi saling bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan sebuah teknologi baru. Yang menjadi pertanyaan beberapa mahasiswa di kelas saat kami berdiskusi adalah bagaimana menemukan formulasi yang tepat antara teknologi dan local knowledge supaya tidak menghilangkan kearifan local akibat kemajuan teknologi yang didapat. Hal tersebut sebetulnya sudah terjawab di dalam video tersebut yang selalu melibatkan banyak sekali unsur tradisionalitas masyarakat dalam proses pembuatan kreasi, sehingga mampu terjadi adaptasi tanpa kehilangan jati diri.

UGM Group B

Reading Articles on Global Geek Diplomacy and Open Science Hardare / Do-It-With-Others

UGM Group C

On Workshops and Biohacking. Interviews with Marc Dusseiller

UGM Group D

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk mengerahkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kaitanya dengan pengorganisasian masyarakat adalah membnagun kesadaran kritis pada masyarakat dan menggali potensi lokal yang ada untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini tentunya yang menjadi aktor utama yaitu masyarakat. Disamping itu, tentunya dalam suatu kelompok masyarakat tersebut ada seorang pemimpin yang nantinya akan mengoordinir suatu kelompok tersebut. Tujuan dari pengoragnisasian masyarakat berdasarkan video Urban hunting series adalah berburu mencari makan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya dalam pengorganisasian masyarakat itu perlunya mengidentifaksi potensi potensi lokal apa yang ada ditengah masyarakat untuk dapat miningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhan. Hecteria.org merupakan sebuah platform pengorganisasian masyarakat mengenai berbagi seputar ilmu pengetahuan sebagai upaya yang dilakukan warga untuk kembali pada akarnya sebagai manusia. Salah satu hal yang dilakukan oleh Hecteria.org dalam mengaungkan advokasinya untuk kembali kepada akar sebagai manusia ialah dengan membagikan ilmu pengetahuan bagaimana cara berburu. Kegiatan berburu di tengah kota ini oleh kelompok D diintepretasikan sebagai cara Hecteria.org untuk mengorganisir warga bagaimana cara mencukupi kebutuhan naluriah manusia akan rasa lapar dengan cara yang berbeda dan tidak biasa. Karena kita tahu bahwa berburu merupakan kegiatan yang identik dengan nenek moyang manusia. Memanfaatkan sesuatu hal yang bisa dimakan disekitarnya merupakan cara untuk mengembalikan manusia kepada akarnya sebagaimana nenek moyang manusia lakukan pada zaman dahulu. Melalui pengorganisasian berbagi ilmu pengetahuan cara bertahan hidup melalui berburu harapannya mampu mengubah pola pikir masyarakat yang terpaku mengonsumsi makanan-makanan yang sudah mainstream (yang barang tentu belum baik) dengan makanan-makanan antimainstream (bisa saja lebih sehat) yang sebetulnya bisa terpenuhi dengan memanfaatkan apapun disekitar kita selagi aman dikonsumsi. . Dalam kaitanya dengan tujuan jaringan Hecteria adalah mempermudah mendapatkan informasi serta komunikasi lintas negara. Urban Hunting Series memperlihatkan bagaimana pengorganisasian masyarakat dapat dilakukan dengan cukup baik. Melalui video youtube tersebut terlihat bagaimana pergerakan seseorang dengan memaksimalkan potensi sumberdaya yang ada. Skill yang dimiliki oleh beberapa masyarakat memang digunakan untuk mencapai keinginan tertentu, seperti yang bisa dilihat hasil pencarian dari Urban Hunting Series yang kebanyakan mereka memperlihatkan keterampilan untuk berburu kelinci dan tikus besar. Dalam video tersebut yang dilakukan masyarakat sekitar adalah berburu dengan menggunakan teknik-teknik tradisional yang menjadi habbits masyarakat lokal. Dalam kaitannya bahwa jaringan hecteria tersebut memungkinkan seniman dan ilmuan untuk berkolaborasi dan menguji berbagai teknik biohacking dan bioart di luar laboratorium resmi yang nantinya thesis tersebut akan di posting di web hecteria tersebut yang mana semua orang dapat mengaksesnya. Cara kerja yang dilakukan dari video tersebut untuk berburu adalah dengan teknik-teknik lokal dan tradisional. Dalam kaitannya jaringan hecteria bekerja engan menggabungkan pengalaman dari ilmuan dan seniman tersebut dan menuliskan refleksi kritis untuk bekerja dengan teknologi lifescience. Yang terlibat didalamnya adalah seluruh lapisan masyarakat karena pengetahuan tidak lah benar jika yang memiliki hanya orang yang berpendidikan atau akademisi saja. Sejatinya semua lapisan masyarakat memiliki pengetahuan yang berbeda-beda. Hanya saja masih ada kelompok masyarakat yang tidak mengerti bahwa pengetahuan yang mereka miliki belum tentu diketahui oleh kelompok masyarakat lainnya, akhirnya persebaran pengetahuan hanya berputar di sekitar kelompok masyarakat itu saja. Karena persebaran pengetahuan yang tidak merata menyebabkan terdapat daerah kelompok masyarakat yang sudah mulai memanfaatkan teknologi yang kian berkembang. Oleh sebab itu kita perlu kembali pada awal kehidupan manusia terdahulu walaupun tidak dalam bentuk berburu dan meramu setidaknya dengan memanfaatkan apa-apa yang terdapat di sekitar kita. Sehingga dengan begitu kita dapat melestarikan budaya tersebut. Dalam memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita dibutuhkan beberapa hal yang perlu dipenuhi. Ada delapan hal yang perlu dipenuhi, yaitu: 1. Nilai 2. Kemampuan Dalam memanfaatkan apa yang di sekitar kita, dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengolah menjadi sesuatu yang kita butuhkan. Contohnya kemampuan untuk mengolah atau memasak ikan sungai. Jika kita tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memasak ikan, bisa jadi ketika ikan itu dimasak bisa jadi menjadi makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi. 3. Pengetahuan Pengetahuan berkaitan dengan kemampuan. Apabila kita memiliki kemampuan tanpa dilandasi dengan pengetahuan bisa jadi kita akan menggunakan sewenang-wenang untuk mendapatkan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. 4. Kebiasaan 5. Teknik Dalam mengolah atau memproduksi sesuatu tentunya membutuhkan teknik. Tidak dapat sembarangan menerapkan teknik dalam kehidupan sehari-hari agar tidak berdampak merugikan. 6.Trial and error Berhubungan dengan usaha kita dalam memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Apabila dalam percobaan kita gagal maka sudah kewajiban kita untuk mencoba lagi. Karena tidak ada yang sia-sia apa yang telah diciptakan oleh Tuhan dan pastinya bisa berguna untuk kita sebagai manusia. 7. Instrumen 8. Team work

UGM Group E

Hackteria as modern Art and Activism